Selasa, 30 November 2010

Ibu

Tak kulihat lelah diwajahmu....
Tak kutemukan kemarahan dihatimu....
Tak surut do'amu untukku....
Dan tak pernah lupa kau nasehati aku....

Ibu.....
Kupandang wajahmu dikala engkau sedang tidur...
Kutemukan sinar yang penuh keridaan dan kesabaranmu......
Kulihat sinar kasih sayang yang kau curahkan....
Pun kulihat sinar kelelahan karena aku......

Aku yang telah merepotkanmu....
Aku yang membuatmu menangis....
Aku yang membuatmu bersedih......
Aku juga yang telah membuatmu kurus......
Itu karena demi aku.....
Ibu, terlalu banyak dosaku padamu......

Oh Ibu.....
Engkau korbankan segalanya untuk aku....
Jasamu tak terbalas.....
Jasamu tak terganti.....
Jasamu akan terlukis indah....

Ibu....
Hanya do'a yang bisa aku persembahkan untukmu....
Hanya tangisku sebagai saksi cintaku padamu....
Karena jasamu tak mampu kubalas....
Karena, tanpamu tiadalah aku.....

Harapanku

Kesepianku bisa hilang jika aku sebut namaMu....
Kesunyianku hilang bila aku mengagungiMu....
Kegelisanku sirna jika aku memujaMu....


Kau tempat curhatku...
Tempat aku mengadu keluh kesahku....
MencintaiMu merupakan karunia terbesar dalam hidupku.....


RahmatMu kunantikan....
AmpunanMu sangat keharapkan..
RidhoMu kudambakan....
PetunjukMu anugerahkanlah kepadaku.....


Kutakut murkaMu.....
Kutakut amarahMu....
Dan dari azabMu aku berlindung.....


Tunjukkan aku jalan yang lurus....
Sayangilah aku......
Maafkanlah kesalahanku....
Dan janganlah Kau jadikan aku orang yang merugi.....

Sendiri

Sendiri bukan berarti sepi.......
Sendiri bukan untuk mengasingkan diri....
Juga bukan untuk bersedih......
Sendiri adalah karena belum menemukan yang cocok.....

Rabu, 10 November 2010

Karena Kebiasaan

Dari awal dan sedari kecil saya terbiasa membaca dan menulis. Waktu kecil saya membaca buku dari seorang kakak saya yang kebetulan Sekolah di salah satu SMA atau yang sederajat di Kota Bungo. Setiap Liburan, kakak saya pulang kekampung halaman membaca buku bacaan yang entah darimana dia dapatkan. Awalnya saya suka melihat sampul bukunya dengan tampilan yang menarik bagi anak-anak seusia saya. Kemudian saya hanya senang melihat gambar-gambar yang disajikan dalam buku tersebut. Maklumlah, waktu kecilkan kita belum bisa membaca. Kalaupun bisa membaca, kita tidak bisa memahami maksud bacaan itu. Dari sanalah mulai saya terbiasa berhadapan dengan buku.

Waktu SD, Alhamdulillah saya tidak mengalami kesulitan belajar membaca. Saya tidak membutuhkan waktu yang lama untuk belajar membaca (bukan maksudnya Riya' ya). Setelah bisa membaca dengan lancar, saya mulai suka membaca buku sekaligus mencoba memahami maknanya. Saya ingat, buku pelajaran yang paling saya senang membacanya adalah buku Bahasa Indonesia dan IPA.

Disamping memiliki kesenangan membaca, saya juga suka menulis. Meskipun tidak sesenang membaca, karena menulis itu tidak gampang bagi saya. Sulit bagi saya untuk menyajikan ide-ide yang ada dalam otak disalurkan melalui sebuah tulisan. Terkadang-kadang bahasa yang disajikan tidak tepat, alur ceritanya tidak beraturan, dan terkesan tidak sesuai dengan topik bacaan.

Meskipun begitu, saya akan sealau berusaha untuk menulis sesuatu yang ada dalam pikiran saya. Satu demi satu, bertahap-tahap dan step by step. Walaupun hasilnya masih jauh dari sempurna, tapi setidaknya saya telah berusaha untuk menjelas dan menceritakan hasil dari olah pikir dan ide-ide yang ada.

Beberapa kendala yang saya hadapi untuk mengembangkan kesenangan saya cukup banyak. Salah satunya adalah keterbatasan buku waktu SD sampai SMP.Dari SD sampai SMP saya tidak memiliki banyak buku untuk dibaca. Hal itu dikarenakan saya yang asli orang kampung (yang tidak kampungan) sekolah di kampung saya sendiri. Perlu diketahui, kampung saya sangat jauh dari pusat perkotaan Muara Bungo yang kira-kira jaraknya 75 KM. Kampung saya adalah Desa Tuo Limbur. Saya bersekolah disini memiliki sarana dan prasarana yang sangat minim dan jauh tertinggal dari sekolah yang ada di Kota. Disinilah saya memiliki keterbatasan buku.

Namun walaupun demikian, hal tersebut tidak mengurangi tekad dan kesenangan saya untuk membaca. Saya biasa pergi ke pasar tradisional untuk membeli buku yang mungkin bagi orang mudah mendapatkannya dan tidak berarti apa-apa. Tetapi, bagiku sangat sulit mendapatkannya dan juga sangat berarti. Dari kebiasaan itulah sedikit demi sedikit saya mulai terbiasa membaca buku. Pokoknya saya senang saja kalau membaca